Finansial

Harga Saham Gajah Tunggal Tertekan, Lo Kheng Hong Tetap Bertahan

Saham dari perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), yang termasuk dalam portofolio investasi Lo Kheng Hong, mengalami penurunan signifikan pada pekan lalu. Pada perdagangan hari Jumat, 4 Oktober 2024, harga saham GJTL turun sebesar 0,83%, dengan total penurunan mingguan mencapai 7,36%.

Pada hari yang sama, sejumlah besar saham Gajah Tunggal dijual oleh investor asing, mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 3,35 miliar. Penurunan harga saham ini juga mengakibatkan rasio price to book value (PBV) perusahaan menjadi 0,47 kali, yang mengindikasikan bahwa saham GJTL semakin undervalued atau berada di bawah nilai wajarnya. Sementara itu, price earning ratio (PER) berada pada angka 3,61 kali, berdasarkan data tahunan. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) Gajah Tunggal saat ini berada di angka Rp 4,16 triliun.

Analis teknikal dari RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menyatakan bahwa saham Gajah Tunggal saat ini menunjukkan pola koreksi dengan formasi tiga lilin hitam (three black crows) yang diiringi dengan volume perdagangan yang meningkat. Formasi ini biasanya menandakan adanya tekanan jual yang kuat, dan saham tersebut sedang menguji level support pada garis MA100.

Meskipun demikian, Wafi menambahkan bahwa selama harga saham GJTL tetap berada di atas garis MA100, terdapat potensi untuk terjadi rebound atau pemulihan harga, dengan kemungkinan menguji resistance pada garis MA50. Ini berarti, meskipun saham ini mengalami tekanan dalam jangka pendek, ada harapan bahwa harga saham akan kembali naik dalam waktu dekat.

Lo Kheng Hong, yang dikenal sebagai salah satu investor ulung di Indonesia, masih memegang saham GJTL di portofolionya meski saham ini terus mengalami penurunan. Para pengamat pasar mencatat bahwa keputusan Lo untuk tetap mempertahankan saham ini dapat mencerminkan keyakinannya pada prospek jangka panjang Gajah Tunggal.

Dalam beberapa tahun terakhir, saham-saham yang dimiliki oleh Lo Kheng Hong seringkali menarik perhatian investor ritel. Lo dikenal dengan pendekatan investasinya yang berfokus pada fundamental perusahaan, di mana ia lebih memilih saham-saham yang dinilai undervalued tetapi memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang yang kuat. Gajah Tunggal, sebagai salah satu produsen ban terbesar di Indonesia, tetap menjadi salah satu pilihan utama Lo di tengah fluktuasi harga saham.

Meski begitu, penurunan harga saham GJTL tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi oleh industri ban, baik dari sisi persaingan yang ketat maupun perubahan dalam permintaan pasar global. Namun, dengan harga saham yang terus tertekan dan berada di bawah nilai bukunya, para analis pasar melihat peluang bagi investor yang ingin masuk di level harga rendah, terutama jika perusahaan berhasil mengatasi tantangan eksternal yang dihadapinya.

Secara keseluruhan, meskipun saham GJTL saat ini berada dalam tekanan, ada peluang bahwa dalam beberapa waktu ke depan, saham ini akan mengalami perbaikan jika didukung oleh faktor fundamental yang kuat dan pemulihan di sektor industri otomotif serta ban