Keputusan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta, yang telah menjadi pusat politik dan ekonomi Indonesia sejak merdeka pada tahun 1945, dilatarbelakangi oleh tantangan lingkungan dan infrastruktur yang serius yang dihadapi oleh kota ini.
Jakarta, dengan populasi lebih dari 30 juta orang, menghadapi banjir yang terus menerus, kemacetan lalu lintas yang parah, dan penurunan tanah yang cepat. Sekitar 40 persen dari kota ini sekarang berada di bawah permukaan laut akibat ekstraksi air tanah yang berlebihan dan naiknya permukaan laut. Masalah ini semakin memburuk dengan perubahan iklim global.
Presiden Joko Widodo, yang biasa dikenal sebagai Jokowi, mengumumkan rencana pemindahan ibu kota ini pada tahun 2019, dengan alasan perlunya mengurangi beban Jakarta dan mendorong pembangunan yang lebih merata di seluruh kepulauan Indonesia.
“Kami ingin membangun Indonesia yang baru… etos kerja baru, pola pikir baru, ekonomi hijau yang baru,” ujar Jokowi kepada New York Times tahun lalu.
Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subiato, menyatakan komitmennya untuk “melanjutkan, dan jika memungkinkan menyelesaikan” pembangunan ibu kota baru ini, menurut laporan Bloomberg, setelah sempat muncul ketidakpastian apakah presiden baru akan melanjutkan proyek ini.
Nusantara, yang dalam bahasa Jawa berarti “kepulauan”, dipilih karena lokasinya yang strategis di Kalimantan Timur, di pulau Borneo, sekitar 1.200 kilometer dari Jakarta.
Proyek senilai $35 miliar ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk dan tekanan lingkungan di Jakarta, tetapi juga untuk menciptakan simbol aspirasi Indonesia menuju modernitas dan kemajuan teknologi.
Langkah ini diharapkan dapat mengubah citra Indonesia di dunia internasional serta memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi di wilayah-wilayah di luar Jawa, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dibandingkan Jakarta. Pemerintah Indonesia optimistis bahwa pembangunan ibu kota baru ini akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh penjuru negeri.
Dalam beberapa tahun mendatang, Nusantara akan berkembang menjadi pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik akan menjadi prioritas utama untuk memastikan bahwa kota ini dapat menampung pertumbuhan populasi dan kebutuhan modern.
Nusantara juga akan dirancang dengan pendekatan ramah lingkungan, dengan pemanfaatan teknologi hijau dan sumber energi terbarukan. Proyek ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan segala perencanaan ini, pemerintah berharap Nusantara akan menjadi contoh bagaimana sebuah kota modern dapat tumbuh dengan cara yang harmonis dengan alam, sekaligus menjadi ikon baru bagi Indonesia di mata dunia.
Namun, seperti proyek besar lainnya, ada tantangan yang harus dihadapi. Proses pemindahan dan pembangunan ibu kota baru ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh rakyat Indonesia.